PLATFORM

AvatarDesign, Art & Creativity resource centre. Knowledge is Power.

Sebelum Proyek Desain Kamu Bermasalah

Saya sendiri pernah mengalaminya dalam skala kecil. Banyak kerja sama desain berujung pada masalah. Beberapa dari itu kemudian menuai konflik yang dramatis dan berkepanjangan. klien atau desainer mengklaim salah satu pihak kurang kreatif, kurang artistic, tidak tertib, malas, tidak jelas, dan lainnya. Ini kejadian tipikal. Tips berikut ini mudah-mudahan dapat membantu:

Know Your Project
Usahakan untuk berpikir jernih, objektif dan betul-betul melihat relevansi kebutuhan dari proyek desain itu. Apakah hal-hal strategis sudah diselesaikan sehingga yang dibutuhkan adalah betul-betul desain visual ? desain visual seperti apa yang akan berdampak optimal bagi proyek ini ? Intinya adalah bahwa proyek akan dapat diinisiasi lebih efektif kalau setiap personel tahu secara spesifik karakteristik dari proyeknya dan tenaga profesional seperti apa yang dibutuhkan Apabila perlu, diskusikan karakter dan kebutuhan proyek dengan konsultan yang relevan.

Know Your Partner
Riset akan sangat berguna dalam bentuk yang paling sederhana sekalipun. Cari tahu lebih banyak mengenai calon partner.Cermati portfolio (karya dan attitude) nya. Seleksi pertama harus berjalan melalui itu. Simak personalitasnya, be very sensitive. Seringkali masalah muncul karena salah satu atau kedua belah pihak sudah bermasalah sebelum proyek diinisiasi namun gagal dikenali atau dianggap tidak penting (suatu saat kita mungkin harus menamparkan mouse yang kita pegang ke kepala kita sendiri supaya selalu ingat bahwa mempersiapkan dengan cermat segala sesuatunya diawal proses akan jauh lebih efektif – seringkali seperti menabung langkah - daripada mempercepat pengerjaan proyek tanpa persiapan yang memadai. Come on man. Bade kamarana atuh ?!).
Diskusikan terlebih dahulu secara rinci kebutuhan kreatifitas proyek, karakteristik karya, dan hal-hal yang terkait dengan pengerjaannya, sampai tidak ada satu halpun yang mengganjal. Apabila tidak dapat diusahakan titik temu, tidak usah merasa terbebani. Kadang cara pandang dan kebiasaan kerja yang sudah demikian terpola memang sulit untuk dirubah dalam waktu cepat. It’s humanely ok. Yang jelas, sebelum surat kontrak ditanda tangani, klien atau desainer betul-betul dalam posisi bebas untuk mencari pasangan kreatif dan partner ekonomi-nya ;-). Kalao calon partner researchedly ok, langkah selanjutnya akan lebih mudah dilakukan.

Work with it
Ya. Bekerjalah bersama, berkolaborasilah. Kita harus akui bahwa karya desain by order adalah teamwork. Tidak ada alasan untuk tidak mendengarkan masukan selama didiskusikan secara intensif dan dalam semangat kolaboratif.
Jangan lupa buat pencatatan yang mencukupi. Surat kontrak kerja dan kelengkapan administrasi lain adalah item yang kelihatannya remeh, namun seringkali terbukti fungsional dalam menjaga kerja sama agar tetap berjalan di relnya.

Saya piker selama kedua belah pihak saling mengenali karakter dan posisinya masing-masing, mensiapkan dan memperlakukan segala sesuatu dengan cermat - baik sebelum proyek mulai - ketika proyek sedang berjalan dan sesudah proyek selesai – mendiskusikan segala sesuatunya secara teliti, tidak ada satupun yang dapat melemahkan prospek hasilnya kecuali, well tentu saja, Force Majeur (jangan lupa diskusikan point ini sebelum sign kontrak). Melalui tulisan ini saya ingin mendiskusikan bahwa permasalahan yang utamanya bukanlah waktu atau deadline yang terlalu ketat, bukan biaya yang tidak mencukupi, bukan pula masalah ketidak lengkapan administrasi, kemiskinan kreatifitas atau yang lainnya, melainkan satu kondisi dimana kita gagal melihat desain sebagai sesuatu yang penting dan berharga yang membutuhkan treatment khusus di setiap sisinya. Dalam kondisi ini pantas saja banyak proyek desain bermasalah ;-).

0 comments: